KUDUS, Harianmuria.com – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pasar di Kabupaten Kudus hingga September 2024 tercatat masih rendah, baru mencapai 45,66 persen atau Rp 7,197 miliar dari target Rp 15,7 miliar yang dibebankan untuk tahun ini.
PAD dari sektor pasar ini bersumber dari 25 pasar, termasuk dari pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi di dalamnya. Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Kudus, Albertus Harys Yunanto menyampaikan bahwa capaian PAD tertinggi berasal dari Pasar Kliwon yakni Rp 3,5 miliar.
“Pasar Kliwon menyumbang paling besar karena merupakan pasar terbesar di Kudus,” ujar Harys belum lama ini.
Selain Pasar Kliwon, kontribusi lainnya berasal dari Pasar Kaliputu dengan capaian PAD Rp 17 juta, Pasar Bitingan sebesar Rp 8,5 juta dan terendah dari Pasar Barongan yang hanya menyetor Rp 4 juta.
Sumber PAD dari sektor pasar ini mencakup retribusi berbagai layanan, seperti parkir umum, parkir khusus, retribusi los dan kios, tera, pelataran, pendapatan dari sampah, serta pemakaian kekayaan daerah (PKD) atau sewa. Dari sektor PKD sendiri, baru tercapai Rp 3,097 miliar dari target Rp 5,6 miliar, sementara retribusi pelayanan berhasil mencapai Rp 3,1 miliar dari target Rp 4,3 miliar.
Untuk menggenjot pendapatan hingga akhir tahun, Bidang Pasar Dinas Perdagangan Kudus terus berupaya mengejar ketertinggalan ini, salah satunya melalui intensifikasi penagihan PKD.
Menurut Harys, sebagian besar pedagang biasanya membayar sewa menjelang akhir tahun, sehingga diharapkan kontribusi ini dapat mendongkrak realisasi PAD mendekati target yang ditetapkan.
“Kita upayakan bisa mencapai target pada akhir tahun. Salah satu faktor belum tercapainya target saat ini adalah PKD yang belum sepenuhnya tertagih, karena umumnya pembayaran dilakukan di penghujung tahun,” tambah Harys.
Selain mengintensifkan penagihan, Harys juga berharap adanya kesadaran dari para pedagang untuk taat membayar retribusi tepat waktu.
Dengan begitu, realisasi PAD sektor pasar dapat lebih optimal dan bermanfaat bagi pembangunan daerah. Dinas Perdagangan Kudus optimis dapat mencapai target Rp 15,7 miliar di akhir 2024 dengan sinergi antara pihak pengelola pasar dan para pedagang.(Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Harianmuria.com)