SEMARANG, Harianmuria.com – Total bantuan sosial dari Pemerintah Pusat untuk Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencapai Rp18,5 triliun. Wakil Menteri Sosial (Wamensos) RI Agus Jobo Priyono menegaskan program bantuan tersebut tidak terdampak kebijakan efisiensi anggaran.
Bantuan tersebut terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) sebesar Rp11 triliun, serta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional senilai Rp7,5 triliun.
Agus menyatakan kebijakan efisiensi yang diterapkan Pemerintah Pusat tidak akan mengganggu pelaksanaan program bansos. “Bahkan, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar alokasi anggaran dapat disesuaikan jika diperlukan tambahan bantuan,” katanya saat ditemui di Kantor Dinas Sosial Provinsi Jateng, Senin (24/2/2025).
Selain memastikan kelancaran penyaluran bansos, Agus juga menyampaikan rencana untuk melakukan uji lapangan guna memverifikasi data penerima bansos di Jateng. Pasalnya, ditemukan banyak data yang tidak tepat sasaran.
“Banyak penerima bantuan yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria, sementara masyarakat yang benar-benar membutuhkan justru belum mendapatkan bantuan yang layak,” ungkapnya.
Menurut Agus, Presiden Prabowo telah memberikan instruksi khusus agar kemiskinan ekstrem di Indonesia, khususnya di Jateng, dapat diselesaikan paling lambat pada 2026. Untuk itu, program pengentasan kemiskinan akan dilakukan melalui pendekatan berbasis desa dengan koordinasi antar-kementerian guna mempercepat realisasi program tersebut.
Meskipun bansos dari Kemensos untuk Jateng cukup besar, Agus mengakui belum ada perubahan signifikan dalam penurunan angka kemiskinan di provinsi ini, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
“Kami menemukan masih ada 923 desa di Jateng yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem. Oleh karena itu, kami akan berupaya melakukan pengentasan secara bertahap,” tuturnya.
Pemerintah berharap dengan validasi data yang lebih akurat dan program yang lebih terarah, penyaluran bansos dapat lebih efektif dalam menekan angka kemiskinan ekstrem di Jateng.
(RIZKY S – Harianmuria.com)