BLORA, Harianmuria.com – Gedung TK Pertiwi 2 Jepon, Blora mengalami kerusakan parah. Kondisi itu memaksa pihak TK tersebut meliburkan para siswa saat terjadi hujan atau ketika musim hujan tiba.
Kepala Sekolah TK Pertiwi 2 Jepon Riska Kiki mengungkapkan, langkah meliburkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dikarenakan kekhawatiran terjadinya atap ambrol atau roboh.
“(Itu) membahayakan siswa. Kami tidak ingin hal-hal buruk terjadi kepada siswa TK,” katanya, Kamis (20/2/2025)
Menurut Riska, kerusakan gedung itu telah terjadi sejak empat tahun belakangan. Selama itu, pihaknya belum pernah mendapatkan bantuan apapun untuk memberi rasa aman para siswa untuk kegiatan KBM.
Ia mengungkapkan, kerusakan terparah terjadi pada tahun 2024, ketika plafon dan atap gedung A ambrol. Beruntung, saat kejadian tak menimpa siswa karena bertepatan libur. Menyusul kejadian itu, pihak sekolah terpaksa meliburkan siswa jika musim hujan.
“Kami selalu mengusahakan bantuan ke lurah (pihak desa), DPRD, hingga Dinas. Namun, sampai sekarang sama sekali enggak ada bantuan,” tutur Riska.
Dikatakan, Dinas Pendidikan Kabupaten Blora pada tahun 2021 sempat mengindahkan permohonan bantuan TK Pertiwi 2 Jepon, dengan janji akan memperbaiki kerusakan sekolah sehingga dapat memberi rasa aman para siswa TK. Namun, hingga saat ini janji tersebut tak kunjung terealisasi.
“Tahun lalu (2024) kami juga sudah melaporkan kerusakan di Dapodik (Data Pokok Pendidikan),” imbuhnya.
Ia menambahkan, usaha itu tak berhenti dengan pelaporan ke Dapodik. Setelah terjadinya insiden pada gedung A, pihak sekolah kembali berusaha menghubungi pihak Dinas Pendidikan Blora. Namun pihak Dinas kembali tidak dapat berupaya banyak karena keterbatasan anggaran.
“Usaha kedua ke Dinas Pendidikan juga nihil. Karena keterbatasan anggaran,” keluh Riska.
Kerusakan terparah di TK tersebut terjadi pada gedung A, di mana seluruh plafon gedung rontok. Selain itu atap yang hanya menggunakan asbes juga sudah termakan usia, sehingga bocor saat hujan.
Tak hanya itu, tembok pada bangunan tersebut juga telah retak sepanjang tiga meter. Kerusakan itu membuat was-was pihak sekolah bila gedung roboh sewaktu-waktu.
Lalu, satu gedung lainnya atau gedung B, kerusakan terjadi pada plafon, namun beberapa plafon masih tertempel di langit-langit kelas. Hal itu juga dikahawatirakan ambrol bila terjadi hujan lebat. Selain itu, gedung itu juga mengalami kerusakan yang hampir sama dengan gedung A. Tembok-tembok gedung itu juga telah retak.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)