SEMARANG, Harianmuria.com – Sekitar 300 warga Jawa Tengah (Jateng) menyatakan keinginannya untuk bertransmigrasi ke luar Pulau Jawa pada tahun 2025 ini. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng Ahmad Aziz.
“Potensi warga Jateng yang berkeinginan untuk ikut transmigrasi itu ada 300-an orang,” ujarnya, Rabu (26/2/2025).
Menurutnya, data tersebut didapatkan dari Dinas Tenaga Kerja di 35 kabupaten/kota di Jateng. Pihaknya juga sudah mengantongi nama dan alamat dari 300 orang yang berminat menjadi transmigran tersebut.
Kendati demikian, kuota yang disediakan oleh Kementerian Transmigrasi untuk Jateng juga terbatas. Pada 2024, Jateng hanya mendapat kuota untuk 16 keluarga transmigran. “Untuk (kuota) tahun ini, kami masih menunggu informasi dari kementerian,” katanya.
Aziz menjelaskan, transmigrasi bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan individu, tetapi juga untuk memperkuat pembangunan di daerah pinggiran, mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Selain itu kedatangan transmigran juga dapat memberikan motivasi bagi daerah tujuan.
Ia mengungkapkan, transmigran dari Jateng bisa menjadi pemicu bagi pengelolaan lahan yang sebelumnya tidak terkelola dengan baik. “Banyak lokasi daerah tujuan ketika ada warga Jateng atau dari Jawa bertransmigrasi, yang tanahnya tidak terkelola. Ketika datang ke sana (daerah tujuan) akhirnya mereka (warga asli) tergerak,” tuturnya.
“Ada akulturasi budaya, adat istiadat, itu juga yang mempererat NKRI,” imbuh Aziz.
Berdasarkan catatan Disnakertrans, ada sejumlah daerah yang menjadi tujuan transmigran asal Jateng. Yang terbanyak yaitu Mamuju di Sulawesi Barat, Lamandau di Kalimantan Tengah, Sijunjung di Sumatera Barat.
“Kebanyakan profesinya petani, sesuai dengan potensi yang ada di sana. Bisa petani padi, bisa petani sawit, sesuai dengan potensi yang di sana, bahkan Lamandau itu bergeser ke komoditas kopi,” terang Aziz.
Meskipun kuota transmigran dari Jateng terbatas, program ini diharapkan dapat membantu pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah yang menjadi lokasi transmigrasi.
(SYAHRIL MUADZ – Harianmuria.com)