PATI, Harianmuria.com – Tak banyak yang tahun jika pada zaman dahulu daerah Juwana adalah sebuah kabupaten yang memiliki pemerintahan sendiri. Sejarah Kabupaten Juwana bermula pada masa kekuasaan kerajaan Mataram Islam sekitar abad ke-17.
Awal mula Juwana sebagai Kabupaten adalah ketika Juwana berada di bawah kekuasaan raja Mataram. Oleh raja Sultan Agung Hanyongkro Kusumo diutus Tumenggung Bahurekso sebagai bupati Juwana pada 1628-1682.
Samudi, selaku budayawan mengatakan “Juwana dulu sangat kaya sekali, sehingga banyak diperebutkan kerajaan lain. Maka untuk menghindari peperangan, raja Mataram mengutus Tumenggung Bahurekso untuk menjadi Bupati Juwana,” ujarnya saat ditemui di Hastana Jatisari Desa Growong Kidul, Juwana.
Dirinya menambahkan bahwa meskipun Juwana menjadi kabupaten sendiri, peperangan tak bisa dihindari. Hal tersebut karena sikap pemerintah Belanda yang bekuasa saat itu. Alhasil, diutuslah Bupati Pati bernama Raden Haryo Condrodiningrat untuk memimpin Juwana.
“Rakyat perang terus dengan Belanda, sehingga Belanda mengutus Bupati Pati Raden Haryo Condrodiningrat sebagai Bupati Juwana. Rakyat Juwana kemudian menyebut bupati baru tersebut dengan nama Tombronegoro”, tambahnya.
Kabupaten Juwana akhirnya disatukan oleh Belanda menjadi satu dengan Kabupaten Pati, dan dibentuk pemerintahan sendiri yang lebih kecil.
“Pada 1902, status Juwana diubah dari kabupaten menjadi kawedanan yang dipimpin oleh Patih Suryodipuro. Dan pada 1980 hingga sekarang Kabupaten Juwana menjadi Pemerintahan Kecamatan,” bebernya.
Samudi juga berharap agar budaya mengenai sejarah Kabupaten Juwana ini tidak hilang dan perlu diperkenalkan kepada generasi muda. “Maka, untuk menghidupkan kembali sejarah yang telah hilang tersebut sebagai warisan budaya dari leluhur kami, diadakanlah kirab budaya setiap tahunya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif – Harianmuria.com)