Minggu, Mei 25, 2025
  • Box Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
Harian Muria
  • Home
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jawa Barat
    • DIY
    • Jawa Timur
  • Seputar Jateng
    • Pati
    • Kudus
    • Jepara
    • Rembang
    • Demak
    • Semarang
    • Blora
    • Grobogan
    • Kendal
  • Artikel
    • Kesehatan
    • Lifestyle
    • Parenting
    • Tips
    • Travelling
    • Silabus & RPP
    • Opini
  • HMTV
  • Box Redaksi
No Result
View All Result
Harian Muria
  • Home
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jawa Barat
    • DIY
    • Jawa Timur
  • Seputar Jateng
    • Pati
    • Kudus
    • Jepara
    • Rembang
    • Demak
    • Semarang
    • Blora
    • Grobogan
    • Kendal
  • Artikel
    • Kesehatan
    • Lifestyle
    • Parenting
    • Tips
    • Travelling
    • Silabus & RPP
    • Opini
  • HMTV
  • Box Redaksi
No Result
View All Result
Harian Muria
No Result
View All Result
Home Artikel

7 Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jawa Tengah

Sekar Sari by Sekar Sari
5 Oktober 2022
in Artikel
0 0
Tradisi Sekaten, salah satu peringatan Maulid Nabi di Jawa Tengah. (Instagram @Endangtonari86/Harianmuria.com)

Tradisi Sekaten, salah satu peringatan Maulid Nabi di Jawa Tengah. (Instagram @Endangtonari86/Harianmuria.com)

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on WatsApp

Harianmuria.com – Maulid Nabi merupakan sebuah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang digelar setiap 12 Rabiul Awal. Dalam menyambut bulan kelahiran Nabi, umat muslim seringkali mengadakan berbagai perayaan yang turun-temurun hingga membentuk sebuah tradisi.

Sebagaimana yang ada di Indonesia, banyak acara digelar demi menyambut bulan Maulid ini. Ada yang menyebut peringatan Maulid Nabi di Indonesia pertama kalinya dibawa oleh Wali Songo pada tahun 1404 Masehi.

Pada dasarnya kebanyakan dari tradisi penyambutan maupun perayaan Maulid Nabi di berbagai daerah di Indonesia memiliki tujuan yang sama. Yakni sebagai tanda syukur atas kelahiran Rasulullah SAW, mempererat persaudaraan sesame muslim, sekaligus mengangkat budaya masing-masing daerah.

Seperti tradisi-tradisi yang ada di bawah ini, masing-masing daerah memiliki corak dan keunikannya masing-masing. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Tradisi Barik’an

Tradisi Barik’an merupakan acara kenduri yang masih ada dan lestari di Kabupaten Pati. Kenduri sendiri merupakan sebuah budaya masyarakat dengan membawa nasi beserta lauk ke dalam sebuah wadah yang dibawa dari rumah.

Lalu di suatu masjid atau mushala, doa akan dipanjatkan oleh seorang Kiyai atau Ustadz. Baru setelah doa panjatkan, dilanjutkan dengan tukar menukar makanan yang dibawa dan dimakan bersama-sama.

Di setiap wilayah menyebut cara kenduri ini memamg berbeda-beda. Namun tujuan dari diakannya kenduri pada peringatan Maulid Nabi ini tetaplah sama. Bahkan dari tradisi ini, kerukunan dan tali silaturahmi antar umat muslim kian terjalin baik.

2. Tradisi Meron

Tradisi meron yang diselenggarakan di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Pati dalam memperingati Maulid Nabi SAW. Biasanya proses tradisi ini berlangsung hanya setengah hari saja.

Pagelaran tradisi meron ini kerap berlangsung meriah, sebab berbagai rangkaian acara disiapkan oleh pihak penyelenggara. Salah satunya yaitu arak-arakan berbentuk gunungan nasi tumpeng dengan tambahan hasil bumi seperti kacang, terong, buah-buahan,  padi, cabai dan hasil bumi lainnya.

Selain itu, ada juga  pawai bersama dengan mengenakan pakaian khas darah oleh anak-anak, pakaian keraton yang dikenakan remaja putri, dan pakaian petani yang digunakan oleh remaja putra.

Selain dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi SAW, tradisi ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan hasil pertanian yang melimpah selama setahun ini.

Tradisi Meron Sukolilo Pati sebagai bentuk pagelaran memperingati Maulid Nabi. (YouTube/Harianmuria.com)
Tradisi Meron Sukolilo Pati sebagai bentuk pagelaran memperingati Maulid Nabi. (YouTube/Harianmuria.com)

3. Ritual Maulid Nabi di desa Pakem

Di Desa Pakem Pati, terdapat sebuah ritual khusus pada peringatan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berbagai kegiatan disusun oleh pihak penyelenggara, salah satunya yakni dimulai dari kelilih dukuh dengan membawa tombak, keris, dan ancak.

Setelah arak-arakan selesai, dilanjut dengan sholawatan di depan mushala Baitul Muttaqin, mauidhoh hasanah, mahalul qiyam, doa, rebutan ancak, menyanyikan mars yalal wathon, mars banser, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia.

Tidak jauh beda dengan tradisi lainnya, di desa Pakem ini justru membuat perayaan Nabi  ini menjadi sebuah simbol toleransi. Sebab dalam perayaannya, di desa Pakem ini tidak hanya umat muslim yang merayakan tapi juga non muslim.

4. Grebeg Maulud di Kraton Yogyakarta

Tradisi Grebeg Maulud ini merupakan rangkaian upacara untuk memperingati kelahiran Nabi SAW yang diselenggarakan di Kraton Yogyakarta. Sejarah mencatat, Grebeg Maulud dulunya diadakan pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono I dengan tujuan untuk menyebarkan agama Islam.

Tradisi yang dilakukan secara turun-temurun ini sudah dijadikan sebagai destinasi wisata budaya yang banyak ditunggu-tunggu oleh wisatawan lokal maupun manca negara.

Adapun tujuan lain adanya perayaan Grebeg adalah sebagai ucapan syukur terhadap kemakmuran yang diberikan kepada masyarakat. Ini dilambangkan dengan mempersembahkan gunungan secara berpasangan.

Gunungan ini disusun dari hasil bumi yang dirangkai pada kerangka berbentuk menggunung dan kemudian dibawa berkeliling. Biasanya masyarakat akan berebut isi dari gunungan tersebut karena dipercaya mengandung keberkahan.

Adapun tradisi Grebeg Maulud ini akan dilanjut dengan dibunyikannya dua perangkat gamelan sekaten milik Keraton selama 7 hari. Acara puncaknya adalah pembacaan Risalah Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Pengulu Keraton.

7 Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jawa Tengah
Tradisi Grebeg Maulud di Keraton Yogyakarta (YouTube/Harianmuria.com)

5. Tradisi Weh-Wehan

Tradisi Weh-Wehan merupakan salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat kabupaten Kendal saat memperingati Maulid Nabi SAW. Tradisi ini masih eksis hingga kini, bahkan masyarakat memiliki antusias yang tinggi.

Biasanya menjelang Maulid, masyarakat akan di sibukkan dengan mempersiapkan makanan seperti ketan abang ijo, serabi, klepon, jajanan, hingga minuman yang  nantinya akan diberikan kepada masyarakat secara gratis.

6. Tradisi Ampyang Maulid

Tradisi Ampyang Maulid merupakan salah satu tradisi perayaan maulid Nabi SAW. yang dilakukan oleh masyarakat desa Loram Kulon dan Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Tradisi ini difungsikan sebagai media introspeksi diri masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kemudian berperilaku yang mencerminkan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.

Biasanya tradisi ini dilaksakanan dengan arak-arakan tandu berisikan nasi bungkus ampyang. Didalamnya berisi nasi, lengkap dengan kerupuk dan sayur yang dibungkus daun jati. Selain nasi terdapat juga  buah-buahan dan hasil sayuran yang dirangkai mirip gunungan setinggi 1,5 meter.

Setelah  tatanan dalam gunungan jadi, lalu kirab ampyang kemudian diarak dalam tradisi yang bernama kirab dan didoakan oleh tokoh pemuka dan sesepuh agama Islam di Loram Kulon. Setelahnya, barulah ampyang dibagikan pada warga.

7 Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jawa Tengah
Tradisi Ampyang Maulid di Desa Loram Wetan dan Kulon (YouTube/Harianmuria.com)

7. Tradisi Sekaten

Tradisi Sekaten merupakan salah satu tradisi yang digelar di Kota Solo sejak abad ke-15 yang dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.  Selain itu, tradisi ini disebut masih berkaitan dengan sejarah penyebaran agama Islam yang ada di Pulau Jawa yang dilakukan oleh Wali Songo.

Selain itu, pelaksanaan tradisi Sekaten di Solo biasanya digelar dengan serangkaian acara seperti pasar malam di alun-alun kidul selama sebulan penuh. Salah satu pertanada pagelaran Sekaten dimulai yaitu ketika gamelan yang akan diarak ke masjid sudah dibunyikan.

Biasanya, acara ini akan berlangsung pada tanggal 5 hingga 12 Rabiul Awal yang mana pada tanggal ini gamelan akan ditabuh atau dibunyikan secara terus menerus. Setelah itu acara akan dilanjutkan dengan Tumplak Wajik dan Grebeg Maulud.

Demikian itulah beberapa ulasan tradisi budaya yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terutama daerah Jawa dalam rangka memperingati Maulid Nabi SAW dengan ciri khas dan keunikan masing-masing. (Kontributor Uin – Harianmuria.com)

Tags: Barik'anGrebeg MauludMaulid NabiMeronSekatenTradisi Ampyang MaulidTradisi Maulid Nabi

Related Posts

Pesona Kawasan Wisata Rejenu Kudus: Sensasi Air Tiga Rasa dan Akses Gratis!
Artikel

Pesona Kawasan Wisata Rejenu Kudus: Sensasi Air Tiga Rasa dan Akses Gratis!

24 Mei 2025
Omah Jadoel Patiayam: Wisata Nostalgia di Kudus dengan Nuansa Tempo Dulu
Artikel

Omah Jadoel Patiayam: Wisata Nostalgia di Kudus dengan Nuansa Tempo Dulu

24 Mei 2025
Lansia Blora Gigih Lestarikan Racikan Jamu Tradisional di Tengah Modernisasi
Artikel

Lansia Blora Gigih Lestarikan Racikan Jamu Tradisional di Tengah Modernisasi

15 Mei 2025
Inovasi Batik Kendal, Lumpur Sawah Jadi Pewarna Alami yang Estetik
Artikel

Inovasi Batik Kendal, Lumpur Sawah Jadi Pewarna Alami yang Estetik

14 Mei 2025
Load More
Next Post
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, Yusuf Hasyim saat ditemui, Selasa (4/10). (Arif Febriyanto/Harianmuria.com)

Jelang Hari Santri Nasional, PCNU Pati Adakan Serangkaian Lomba

Trending Bulan Ini

  • Iwan Krismiyanto Dukung Pendirian Kampus UNY di Blora

    Iwan Krismiyanto Dukung Pendirian Kampus UNY di Blora

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 PTS Tolak Rencana Pendirian Kampus UNY di Blora

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aliansi Mahasiswa Blora Tolak Rencana Pembangunan Kampus UNY

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisruh Sumur Minyak Tua, Warga Rembang Dikeroyok 30 Orang di Japah Blora hingga Patah Kaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Salah, Begini Cara Bedakan Kartu Keluarga Asli dan Salinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPH Randublatung Berhasil Usir Blandong Pakai Senjata Api

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 10 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Rembang yang Paling Banyak Digemari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perangkat Desa Sebut Polisi Geledah Rumah Tetangga Korban Pencurian Emas 96 Gram, Kapolsek Membantah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sering Dikira Sama, 8 Perbedaan Jeruk Pamelo Khas Pati dengan Jeruk Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Harian Muria

Adalah Media Online Yang menayangkan berita terbaru di jawa tengah, berita yang kami tayangkan padat dan terpercaya, meliputi info terbaru di karesidenan pati

© 2024 Harian Muria - PT. MEDIATAMA ANUGRAH PERS

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • News
  • Seputar Jateng
  • Artikel
  • Kajian Islam
  • Majalah Digital
  • HMTV
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Box Redaksi

© 2024 Harian Muria - PT. MEDIATAMA ANUGRAH PERS