REMBANG, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) menggelar lomba karawitan dan membatik dalam rangka memperingati Hari Kartini ke-144. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Museum Kartini dan Sanggar Budaya pada Rabu (12/4).
Kepala Dinbudpar Rembang, Mutaqin menyampaikan perlombaan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Kartini di Kabupaten Rembang. Dalam jadwal yang telah ditentukan, ada 4 perlombaan yang dilaksanakan. Meliputi karawitan, membatik, tari dan dolanan anak-anak.
Dirinya mengungkapkan, 4 jenis perlombaan tersebut merupakan aktivitas yang sangat disukai oleh Raden Ayu (RA) Kartini. Oleh karena itu, dirinya menilai sangat tepat jika aktivitas tersebut diangkat dan diperlombakan dalam rangka mengenang sosok pahlawan emansipasi wanita itu.
“Disamping pula kita mengenang jasa beliau Ibunda Kartini, bahwa beliau itu juga suka membatik juga suka karawitan, menari, dan mainan anak atau dolanan anak-anak,” bebernya.
Perlombaan karawitan yang diikuti 11 kelompok peserta digelar pada Rabu (12/4). Masing-masing kelompok terdiri dari 20 orang. Sehingga ada 210 orang pengrawit yang hadir dalam perlombaan karawitan.
Selain itu juga dilaksanakan lomba membatik, pesertanya berasal dari SMP sederajat dan SMA sederajat. Total ada 45 peserta yang terdaftar mengikuti lomba membatik.
Sedangkan untuk perlombaan menari dan dolanan anak tradisional, dilaksanakan pada Kamis (13/4).
“Kita melaksanakan tari orek-orek berpasangan. Pesertanya dari Dinas, Badan, BUMN, BUMD dan Kecamatan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Rembang, Hasiroh Hafidz menyampaikan acara perlombaan tersebut sangat penting digelar untuk melestarikan budaya sekaligus mengenang jasa-jasa RA Kartini. Jika tidak demikian, maka lama kelamaan tradisi dan kesenian tersebut bisa menghilang terkikis perkembangan zaman.
“Kalau tidak kita nguri-nguri nanti semakin hari semakin habis dan ditakutkan akan mati. Untuk itu melalui kegiatan ini, anak kita yang sekarang ini ada di era digital suka main hp bisa terpengaruh untuk mengikuti lomba khususnya lomba dolanan anak. Biar anak-anak masih suka bermain dengan temannya,” terangnya.
Hasiroh Hafidz berharap, pelestarian 4 kebudayaan tersebut jangan hanya dilakukan pada momen tertentu saja. Namun bisa dilaksanakan secara masif seperti dijadikan ekstrakurikuler wajib di setiap sekolahan. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Harianmuria.com)